Suatu hal yang tak terduga

Pada suatu saat ada seorang teman kuliah yang menikah. Masing-masing membawa pasangan atau istri/suami. Si A, yang populer di kelas ternyata menikah dengan si B, yang kerjanya di suatu PMA. Mereka bahkan bekerja dan tinggal di luar negeri. Wah, hebat banget ya…Kapan ya bisa kerja dan tinggal di LN?

Si C sekarang juga kerja di LN bersama suaminya. Mereka hebat sekali ya…Pada saat kuliah hebat, pada saat bekerja karirnya juga lancar banget. Terus ada lagi si D sekarang lagi kuliah di USA, di sebuah PT kelas dunia.

Belum lagi kalo lihat friendster dan melihat statusnya : kerja di mana, tinggal di mana, atau lihat foto-foto yang ada…Wah….gak pedhe banget, kok hebat-hebat semua ya…

Di apartemen juga begitu, wah si E sudah mengaji qiroati jilid 6, si F sudah jilid 4, sementara anak sendiri masih tertatih-tatih di jilid 2, bahkan baru aja mendapat hadiah karena telah berhasil lulus jilid 1. Hm…napa sih ngajinya sering mendapat nilai BL(belum lancar), sehingga harus diulang lagi esok harinya. Kan jadi lama ya…kapan jilid 6-nya? Pada saat dipanggil ama guru TK, krn prestasi anak di bawah rata-rata, kadang suka bingung, kok anakku prestasinya rendah ya?

Yuk, mama ajarin membaca qiroaty….yuk belajar membaca….yuk belajar ini itu…Sebagai orang tua harus semangat dong mengajari anak belajar di rumah, walau seringnya, anak itu malas sekali belajar. Senangnya main terus…

Sampai suatu ketika ketika sedang blog walking menemukan blog milik si A dan si C. Mereka ternyata mendapat ujian yang sangat berat. Anaknya menderita autis. Masya Allah…Benar-benar cobaan yang sangat berat. Hebatnya walaupun cobaan begitu berat, mereka sangat tegar dan tidak menyerah begitu saja. Bahkan si istri rela meninggalkan pekerjaannya demi mengurus anaknya. Hebat sekali.

Dibanding si A dan si C, cobaan Allah kepadaku rasanya tidak seberapa. Tidak seharusnya aku merasa malu, jika ternyata prestasi anak di bawah rata-rata. Seharusnya anak selalu diberi semangat supaya prestasi meningkat. Atau tidak seharusnya aku malu pada saat reunian, karena status sosial biasa-biasa saja. Enjoy aja. Toh Allah ternyata sudah baik banget ama aku dan keluargaku. Punya suami yang baik, punya anak yang baik, sehat, tidak ada kekurangan apa-apa….

5 thoughts on “Suatu hal yang tak terduga

  1. sofyan says:

    kalau saya pribadi,pengen bgt kerja di luar negri apa lagi kerjanya pindah2 dari satu negara ke nagara lain.itu cita-cita saya dari kecill loh bu!!!

    Like

  2. Risna says:

    kayaknya kenal dengan A atau C . Jangan kecil hati gitu dong, ga harus jadi orang hebat kan yang penting jadi orang bahagia. Tinggal di luar negeri itu ga selalu enak, enakan juga tinggal di negeri sendiri dengan gaji luar negeri hehehe.

    Like

Leave a comment